TRAGEDI TITANIC KISAH KARAMNYA KAPAL LEGENDARIS

MENGENANG SEJARAH DUNIA : TRAGEDI TITANIC
KISAH KARAMNYA KAPAL LEGENDARIS

Tragedi Titanic Karam

Apakah kamu pernah melihat film Titanic? Film yang digarap oleh sutradara sekaligus produser film ternama, James Cameron dan di bintangi oleh aktor tampan Leonardo Di Caprio serta artis cantik Kate Winslet tersebut sukses di pasaran Dunia dengan meraup keuntungan total mencapai 1,9 miliar US Dollar sebagai film Box Office, dan meraih berbagai penghargaan. Film ini juga dinobatkan sebagai Film paling sukses sepanjang  sejarah selama kurang lebih dua belas tahun, sebelum akhirnya dipatahkan oleh Avatar The Movie yang disutradarai oleh orang yang sama. Dalam film tersebut dikisahkan sepasang muda mudi yang terlibat asmara di atas kapal mewah yang hendak berlayar menuju New York City dari kota Southampton, Inggris.

Seorang wanita muda berdarah bangsawan bernama Rose Calvert ( Kate Winslet ), jatuh cinta kepada seorang pemuda miskin yang juga pandai melukis, Jack Dawson ( Leonardo Di Caprio ). Cinta mereka mendapat ujian dari seorang kaya yang merupakan tunangan Rose, Caledon Nathan "Cal" Hockley ( Billy Zane ). Cal berusaha memisahkan keduanya dengan berbagai cara, namun semakin di tentang, semakin lekat pasangan tersebut mempertahankan cinta mereka. Kemudian sebuah bencana terjadi, di mana kapal yang mereka tumpangi menabrak sebuah bongkahan gunung es. Setelah beberapa jam mengalami kepanikan di mana-mana, Titanic akhirnya terbelah dua dan tenggelam ke dasar laut. Rose dan Jack berusaha bertahan di tengah dinginnya es yang mencapai suhu minus derajat. Namun takdir memisahkan mereka, Rose harus kehilangan kekasihnya yang akhirnya tewas tenggelam menyusul kapal yang lebih dulu mendarat di dasar samudra.

Demikian sekelumit kisah yang terjadi pada suatu malam pertengahan bulan April 1912. Sebuah kapal mewah dan terkenal pada saat itu, Titanic, mengalami nasib naasnya di tengah Samudera Atlantik Utara. Ironisnya kapal tersebut kerap dijuluki sebagai ‘kapal yang mustahil tenggelam’. Namun kepongahan itu ternyata tidak berlaku bagi Sang Maha Kuasa. Titanic ternyata tidak seperti yang diimpikan, di mana kapal itu harus takluk di hadapan kokohnya iceberg yang mengapung di atas permukaan samudera. Lalu bagaimana sebenarnya kisah memilukan itu terjadi? Berikut akan saya tuliskan ulasan untuk menyingkap kembali sejarah kecelakaan laut terbesar sepanjang masa tersebut dan masih dikenang hingga saat ini.

RMS Titanic merupakan sebuah kapal penumpang mewah yang berasal Britania Raya dan tenggelam di Samudra Atlantik Utara pada tanggal 15 April 1912.  Titanic tenggelam di laut lepas setelah sebelumnya menabrak bongkahan gunung es pada pelayaran pertamanya dari Southampton, Inggris, menuju New York City. Tenggelamnya Titanic mengakibatkan banyak sekali korban jiwa yang di perkirakan mencapai hingga 1.514 orang dan di kenang merupakan salah satu bencana kelautan terbesar sepanjang sejarah. Titanic merupakan salah satu dari tiga kapal pesiar terbesar dan termewah di dunia pada masanya, selain saudaranya RMS Olympic dan RMS Gigantic (kemudian berganti nama menjadi HMHS Britannic) yang di operasikan oleh White Star Line. Kapal ini di bangun pada tahun 1909 hingga 1911 oleh perusahaan galangan kapal bernama Harland and Wolff di Belfast. Kapal ini sanggup mengangkut hingga mencapai  2.224  penumpang. 

Kapal TitanicKapal Titanic di anggap merupakan salah satu kapal yang terbesar dan termewah pada masanya. Selain itu Titanic di kabarkan mampu membawa hingga 3.547 penumpang dan awak kapal, dan juga bertugas membawa dan mengirim surat. Itu sebabnya, Titanic di beri penambahan kata depan RMS, kepanjangan dari Royal Mail Ship, dan juga sebagai kapal uap atau Steam Ship (SS Titanic). Titanic di anggap sebagai puncak arsitektur laut dan pencapaian teknologi pada masa itu. Kapal ini di anggap sebagai kapal yang ‘nyaris mustahil dapat tenggelam’ oleh sebuah majalah, Ship Builders. Kapal ini sengaja di rancang secara berkelas untuk menunjukkan kemewahannya pada masa itu, di mana kapal ini di lengkapi gym, kolam renang, perpustakaan, restoran dan kabin yang mewah. Kapal ini juga memiliki telegraf nirkabel mutakhir yang di operasikan untuk keperluan penumpang dan operasional kapal. Para penumpangnya terdiri dari sejumlah orang terkaya di dunia, serta lebih dari seribu imigran dari Britania Raya, Irlandia, Skandinavia, dan negara-negara lain yang mencari kehidupan baru di Amerika Utara. Tarif penumpang Titanic sangat bervariasi. Tarif Kelas Tiga dari London, Southampton, atau Queenstown adalah £7,5, sementara tarif Kelas Satu adalah £23. Ruangan Kelas Utama adalah yang paling mahal, dengan memakan biaya hingga mencapai £870, sebuah nilai yang sangat tinggi pada masa itu.

Pada waktu itu, fasilitas dan kemewahannya tidak dapat di tandingi. Ia menawarkan fasilitas kolam renang, ruang olahraga, pemandian ala Turki, perpustakaan dan gelanggang squash. Ruang kelas utama seluruhnya di hiasi dengan panel kayu, perabotan mewah dan perhiasan indah lainnya. Titanic juga memiliki tiga buah lift untuk di gunakan oleh para penumpang kelas utama dan satu lift lagi untuk penumpang kelas dua, di mana saat itu di anggap sebagai suatu inovasi baru yang di aplikasikan di dalam sebuah kapal laut. Selain itu, Titanic juga terbagi atas 16 ruang kedap air dengan pintu yang terbuat dari besi dengan pengunci elektrik dan akan menutup cukup dengan menekan tombol yang ada di dek kapal, meskipun sekat kapal tidak mampu menghalangi keseluruhan ketinggian geladak (hanya sampai Dek E). Titanic mampu terapung dengan baik meski dua ruang bagian tengah atau empat bagian depan kapal di penuhi air. Apabila lebih dari itu, maka barulah di pastikan Titanic akan tenggelam. Meski Titanic mempunyai perlengkapan keamanan yang maju seperti kompartemen kedap air dan pintu kedap air otomatis, namun ternyata kapal tersebut tidak memiliki sekoci yang cukup untuk menampung seluruh penumpang kapal. Karena regulasi keamanan laut yang sudah kuno, Titanic hanya mengangkut sekoci yang hanya mampu menampung 1.178 penumpang, yang berarti hanya sepertiga dari total penumpang dan awak kapalnya.


Titanic CaptainTitanic memiliki sekitar 885 awak kapal untuk pelayaran perdananya. Sebagaimana kapal-kapal lain pada masa itu, Titanic tidak mempunyai awak permanen, dan sebagian besar awaknya adalah pekerja biasa yang menaiki kapal beberapa jam sebelum berlayar dari Southampton menuju kota New York. Kapten kapal Edward John Smith, adalah kapten paling senior di White Star Line yang sebelumnya di tugaskan di kapal Olympic, di panggil untuk mengambil alih kendali Titanic. Jumlah penumpang kapal tidak di ketahui secara pasti. Sekitar lima puluh orang membatalkan perjalanannya dengan berbagai alasan, dan tidak semua penumpang tetap berada di kapal sepanjang perjalanannya. Namun di perkirakan berjumlah 1.317 orang dan di anggap belum memenuhi kapasitas muatan maksimum pada saat pelayaran perdananya, di mana kapal ini sesungguhnya mampu menampung hingga mencapai 2.566 penumpang.

Di antara sekian banyak penumpang, ada sejumlah orang berpengaruh yang saat itu ikut memesan tiket Kelas Satu Titanic. Termasuk di antaranya adalah miliuner Amerika Serikat, John Jacob Astor IV bersama istrinya Madeleine Force Astor, industrialis Benjamin Guggenheim, pemilik Macy's, Isidor Straus bersama istrinya, Ida, miliuner asal Denver, Margaret ‘Molly’ Brown, Sir Cosmo Duff Gordon bersama istrinya, Lucy Duff-Gordon, pemain kriket dan pebisnis John Borland Thayer bersama istrinya, Marian, dan anaknya Jack, penulis Countess of Rothes dan sosialita, Helen Churchill Candee, jurnalis dan aktivis reformasi sosial, William Thomas Stead, penulis Jacques Futrelle bersama istrinya, May, dan aktris film bisu Dorothy Gibson. Selain itu, ada juga direktur pelaksana White Star Line, J. Bruce Ismay dan desainer Titanic, Thomas Andrews, yang ikut serta dan bertugas untuk mengamati masalah kapal dan menilai kinerja kapal baru tersebut secara umum. Pemilik Titanic, J. P. Morgan sempat di jadwalkan ikut dalam pelayaran ini, namun entah mengapa tiba – tiba ia membatalkan rencana tersebut beberapa menit sebelum Titanic melepas sauhnya menuju Amerika Serikat.
Pada tanggal 11 April 1912, Titanic tiba di Cork Harbour di Irlandia selatan. Namun fasilitas dermaga untuk bersandarnya kapal tidak mampu menampung besarnya ukuran Titanic, dan membutuhkan bantuan kapal kecil  untuk menjemput para penumpang dari Titanic yang hendak berlabuh dan akan berangkat. 113 penumpang Kelas Tiga dan tujuh penumpang Kelas Dua naik kapal, sementara tujuh lainnya tinggal. Di antara penumpang yang naik adalah Bapa Francis Browne, seorang pengikut Jesuit, yang juga seorang fotografer dan mengambil banyak foto di dalam Titanic, termasuk foto terakhir kondisi kapal yang pernah di ketahui. Titanic bongkar sauh untuk terakhir kalinya pada pukul 13.30 dan berlayar ke barat dengan melintasi Samudera Atlantik.

Setelah meninggalkan Queenstown, Titanic menyusuri pesisir Irlandia hingga Fastnet Rock, kira-kira sejauh 55 mil laut. Dari sana, kapal ini berlayar mengikuti rute Lingkaran Besar melintasi Atlantik Utara untuk mencapai titik di samudra yang di kenal sebagai "sudut mati" di sebelah tenggara Newfoundland, tempat di mana kapal-kapal uap yang berlayar ke barat akan merubah arah pelayarannya. Posisi Titanic saat itu hanya beberapa jam dari arah menuju sudut tersebut, yang berada di jalur loksodrom sejauh 1.023 mil laut menuju Nantucket Shoals Light, tempat di mana kapal akan mengalami tabrakan fatal dengan gunung es. Jalur terakhir pelayaran adalah sejauh 193 mil laut menuju Ambrose Light dan akhirnya tiba di Pelabuhan New York. Titanic sempat menerima serangkaian peringatan dari kapal - kapal lain akan keberadaan bongkahan es raksasa yang mengambang di wilayah Grand Banks of Newfoundland. Meski begitu, kapal mewah ini terus berlayar dengan kecepatan penuh, yang merupakan praktik standar pada masa itu. Saat itu di yakini secara luas bahwa es adalah ancaman kecil bagi sebuah kapal besar. Kapten Smith sendiri mengatakan bahwa ia tidak bisa membayangkan kemungkinan apapun yang akan mengakibatkan kapal tenggelam. Ia menganggap perancangan dan pembangunan kapal yang di buat secara modern di perkirakan akan mampu mengatasi semua masalah.
Pada pukul 23.40 waktu kapal, salah seorang pengawas bernama Frederick Fleet melihat sebuah bongkahan gunung es tepat berada tak jauh di depan kapal Titanic dan segera melaporkan hal ini kepada petugas anjungan. First Officer kapal, William Murdoch memerintahkan agar kapal segera membelok mengitari es dengan menghidupkan mesin mundur. Namun semua sudah terlambat, sisi kanan Titanic akhirnya menabrak sebagian gunung es, sehingga menciptakan beberapa lubang di bawah bagan kapal. Lima kompartemen kapal kedap air juga mengalami kebocoran. Tampak semakin jelas bahwa kapal besar ini akhirnya terancam, akibat lebih dari empat kompartemennya bocor. Titanic mulai tenggelam di bagian paruh belakang. Para awak dan penumpang Titanic tentu tidak siap menghadapi situasi darurat semacam itu. Sekoci kapal hanya cukup mengangkut setengah dari total jumlah penumpang yang ada. Awak kapal pun belum di latih secara khusus untuk melakukan evakuasi penyelamatan. Para petugas tidak tahu seberapa banyak orang yang bisa mereka angkut dengan sekoci dan meluncurkan sebagian besar sekoci dalam keadaan setengah penuh. Penumpang kelas tiga kebanyakan ditinggalkan begitu saja dan dipaksa berjuang sendiri, sehingga banyak yang terperangkap di bawah dek ketika kapal sudah terisi air. Slogan aturan ‘wanita dan anak-anak didahulukan’ dipatuhi secara umum dalam pemuatan sekoci dan sebagian besar penumpang dan awak pria ditinggalkan di kapal.

Titanic Menabrak Gunung EsSetelah bertahan di permukaan laut selama kurang lebih dua setengah jam, Titanic mulai menampakkan gejala akan segera tenggelam. Dek bagian depan sudah berada di bawah air dan air laut mengalir masuk melalui celah - celah yang terbuka. Bahkan buritannya yang tidak tertopang kuat ikut naik dari permukaan air hingga menampakkan baling-balngnya. Ketika itu kondisi kapal sudah terbelah dua antara cerobong ketiga dan keempat akibat tekanan yang luar biasa pada bagian tengahnya. Bagian buritan tetap terapung selama beberapa menit dengan ratusan orang yang bertahan di sana. Pada pukul 02.20, kapal tenggelam dan terpisah dari bagian lainnya. Penumpang dan awak yang selamat terpaksa menceburkan diri ke air yang sangat - sangat dingin, yang di perkirakan mencapai suhu 28 °F (−2 °C). Hampir semua orang yang mengapung di air akhirnya tewas akibat hipotermia atau serangan jantung dalam hitungan menit atau tenggelam akibat tidak mampu berenang. Hanya 13 orang yang berhasil diselamatkan ke sekoci, meskipun sekoci tersebut masih sanggup menampung hampir 500 orang lagi.
Sinyal darurat dikirim melalui peralatan nirkabel, roket dan lampu, tetapi tidak satupun kapal yang merespon dan berada dalam jarak dekat untuk mencapai lokasi Titanic sebelum tenggelam. Sebuah kapal yang kebetulan dekat, Californian, yang merupakan kapal terakhir yang berkomunikasi dengan Titanic sebelum tabrakan, melihat sinyalnya namun terlambat memberi bantuan. Sekitar pukul 04.00 waktu setempat, RMS Carpathia tiba di tempat kejadian sebagai respon terhadap panggilan darurat Titanic sebelumnya. 710 orang selamat dari bencana ini dan mereka diangkut oleh Carpathia ke New York, kota tujuan Titanic, sementara 1.517 orang lainnya tidak selamat.

Musibah ini ditanggapi oleh Dunia dengan penuh rasa kesedihan dan kemarahan atas jumlah korban yang begitu besar yang si sebabkan buruknya regulasi dan sistem aturan yang berlaku. Penyelidikan masyarakat Britania dan Amerika Serikat menjadi pemicu utama adanya revolusi dalam Peraturan Dunia tentang keselamatan laut. Salah satu warisan paling penting akibat dari bencana ini adalah penetapan Konvensi Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut (SOLAS), yang masih di gunakan sebagai acuan utama dalam hal keselamatan laut hingga saat ini. Banyak korban yang selamat namun kehilangan seluruh kekayaan dan harta benda mereka dan menjadikan mereka hidup dalam kemiskinan. Banyak keluarga, terutama keluarga awak kapal dari Southampton, yang kehilangan sumber nafkah mereka. Para korban tersebut terbantu oleh banyaknya simpatik dan sumbangan amal dari masyarakat Dunia. Beberapa pria yang selamat, terutama kepala White Star Line, J. Bruce Ismay, dicela sebagai seorang pengecut karena meninggalkan kapal ketika penumpang lain masih berada di atasnya, dan mereka dikucilkan oleh publik di kemudian hari.

Bangkai Titanic saat ini masih berada di dasar laut, dan perlahan mulai hancur di kedalaman 12.415 kaki (3,784 m). Sejak ditemukan kembali pada tahun 1985, ribuan artefak diangkat dari dasar laut dan dipamerkan di berbagai museum di seluruh dunia. Titanic telah menjadi salah satu kapal legendaris dalam sejarah. Keberadaan serta musibah yang dialaminya akan terus diingat oleh umat manusia lewat karya sejumlah buku, film, pameran, dan tugu peringatan. Bahkan pada tanggal 31 Mei 2011 yang lalu, bertepatan dengan peringatan 100 tahun Titanic sejak diluncurkan, sebuah suar ditembakkan di kawasan galangan kapal Belfast untuk memperingatinya. Semua kapal di wilayah sekitar galangan kapal Harland and Wolff kemudian membunyikan klakson dan di sertai oleh tepuk tangan dari para undangan yang hadir. Tepuk tangan tersebut di lakukan selama 62 detik, di mana angka tersebut merupakan waktu yang diperlukan untuk meluncurkan kapal Titanic dari galangannya ketika tahun 1911. Pada tanggal 12 Maret 2012, BBC Songs Of Praise, dari Belfast, membentuk sebuah tugu peringatan untuk mengenang tragedi Titanic. Program ini juga menyiarkan serangkaian himne khas maritim dan diakhiri dengan lagu Nearer, My God, to Thee, yang dianggap sebagai lagu terakhir yang dimainkan band kapal sesaat sebelum Titanic benar-benar tenggelam.

0 Response to "TRAGEDI TITANIC KISAH KARAMNYA KAPAL LEGENDARIS"

Post a Comment