Pemilik FIAT, Edoardo Agnelli mulai mengambil alih kendali Juventus pada tahun 1923, dimana kemudian ia membangun stadion baru, dan membangkitkan semangat tim hingga Juve meraih Scudetto pada musim 1925-26. Mereka juga berhasil menjadi klub super di Italia dengan meraih gelar lima kali berturut-turut dari 1930 sampai 1935, di bawah kepelatihan Carlo Carcano. Namun setelah itu, Juve selalu kalah bersaing dengan saudaranya, FC Torino yang saat itu sedang di puncak keemasan dan mendapat sebutan "Grande Torino".
Pada suatu musim panas, satu peristiwa penting terjadi di Juventus, tepatnya pada 22 Juli 1945, di mana Gianni Agnelli mengambil alih posisi presiden klub, meneruskan tradisi keluarga Agnelli. Setelah usai Perang Dunia II, Juve berhasil menambah koleksi dua gelar Seri-A pada musim 1949–50 dan 1951–52, dibawah kepelatihan orang Inggris, Jesse Carver. Gianni Agnelli kemudian meninggalkan klub pada tahun 1954. Tahun tersebut merupakan periode gelap Juve yang di mulai dengan prestasi hanya mampu finish di peringkat tujuh. Pada November 1956 sebuah kabar baik berhembus dengan masuknya seorang Umberto Agnelli sebagai komisioner klub. skuad mereka menjadi lebih kuat dengan kehadiran beberapa pemain baru yang hebat antara lain Omar Sivori dan John Charles yang melengkapi para punggawa sebelumnya seperti Giampiero Boniperti. Musim 1957/58, Juve kembali berprestasi di Seri-A, dan menjadikan mereka klub Italia pertama yang berhak menyematkan bintang kehormatan setelah mengoleksi 10 gelar Liga Seri-A. Selanjutnya mereka berhasil menambah tiga gelar lagi bersama defender Gaetano Scirea di musim 1974/75, 1976/77 dan 1977/78.
0 Response to "PROFIL KLUB : JUVENTUS (Part – 5)"
Post a Comment