MENGENANG TOKOH DUNIA : ZINEDINE ZIDANE
Zinedine Zidane |
Siapa yang tidak mengenal sosok legendaris ini? Dari anak kecil hingga orang dewasa pasti mengenal pemain satu ini. Bahkan orang yang tidak menyukai olahraga cabang sepak bola pun pasti mengetahui, minimal mendengar, nama Zinedine Zidane. Ya, dialah pesepakbola yang termasyur di zaman sekarang. Bahkan ketenarannya melebihi seorang Cristiano Ronaldo yang saat ini menjadi pujaan bagi para pengagumnya, terlebih bagi kaum hawa. Mungkin Zidane bisa di setarakan dengan ketenaran sosok seorang Lionel Messi, Alessandro Del Piero, ataupun david Beckham. Namun Zidane di kenal tidak seperti para pesaingnya tersebut, yang selain memiliki kemampuan tehnik individu, juga bermodal tampang yang menawan. Zidane lebih di kenal sebagai pemain dengan ciri khas yang unik, tubuh tinggi besar, kepala dengan rambut tipis dan sebagian mengalami kebotakan, serta skill olah bolanya yang di atas rata- rata. Terlebih lagi ketika berhasil membawa Perancis juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000, di mana Zidane menjadi aktor utama kemenangan tim yang berjuluk Ayam Jantan tersebut. Karena faktor kelebihan itulah, hingga saat ini nama Zinedine Zidane seolah tidak tenggelam meskipun dirinya sendiri telah menyatakan gantung sepatu dari panggung dunia sepak bola. Selain itu, masih banyak lagi prestasi yang berhasil di perolehnya semasa berkarir menjadi pesepakbola. Berikut kami rangkumkan sekelumit sejarah tentang sosok seorang Zinedine Zidane, lengkap sejak di awal karir hingga masa pensiunnya.
Zinedine Zidane adalah mantan pesepakbola legendaris yang berkebangsaan Perancis dan di anggap sebagai salah satu Pemain Terbaik Sepanjang Masa. Ia pernah bermain bersama Cannes, Bordeaux, Juventus, dan Real Madrid. Zidane adalah figur paling penting dari generasi emas Perancis yang berhasil mengawinkan gelar Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Di tingkat klub, Zidane memenangkan La Liga dan Liga Champions bersama Real Madrid, dua scudetto Seri-A bersama Juventus, sebuah Piala Intercontinental, dan mempersembahkan Piala Super Eropa untuk kedua klubnya tersebut. Dia adalah salah satu dari tiga pemain yang pernah menyabet penghargaan Pemain Terbaik Dunia sebanyak tiga kali, bersama penyerang Brazil, Ronaldo dan striker Argentina, Lionel Messi, yakni pada tahun 1998, 2000, dan 2003. Zidane juga berhasil meraih Ballon d'Or, yang saat ini lebih di kenal dengan sebutan Pemain Terbaik Eropa, pada tahun 1998, dan terakhir di nobatkan sebagai Pemain Terbaik Piala Dunia 2006 silam.
Zinedine ‘Zizou’ Zidane, merupakan pemain berdarah Aljazair yang di besarkan di Perancis. Keluarganya pindah ke daerah pinggiran kota Marseille, setelah meninggalkan tanah airnya ketika sedang meletusnya perang di Aljazair pada periode 1953. Zidane lahir 23 Juni 1972, sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Zidane mulai mengenal si kulit bundar sejak usia lima tahun, dan mulai bermain bersama anak – anak di lingkungannya. Saat itu, Zidane selalu berperan dengan gaya layaknya para idolanya hingga saat ini, antara lain, Blaž Slišković, Enzo Francescoli, Jean-Pierre Papin, hingga Michel Platini.
Zidane meninggalkan keluarganya pada usia empat belas tahun untuk bergabung bersama klub Cannes. Saat itu Zidane muda di undang secara khusus oleh direktur Cannes kala itu, Jean-Claude Elineau, dan mulai berlatih di tim junior bersama dengan 20 peserta lainnya. Zidane membuat debut profesionalnya bersama Cannes pada tanggal 18 Mei 1989 di usianya yang ke tujuh belas tahun saat pertandingan Ligue 1 melawan Nantes. Dia mencetak gol pertamanya bagi klub pada tanggal 8 Februari 1991 yang juga melawan Nantes saat meraih kemenangan 2-1. Selama bermain membela Cannes, Zidane turut membantu klub tersebut untuk pertama kalinya maraih tiket ke Eropa saat lolos ke Piala UEFA.
Zidane kemudian di transfer oleh salah satu klub besar Perancis, Girondins de Bordeaux di musim 1992-93. Selama empat tahun berkostum Bordeaux, Zidane memenangkan Piala Intertoto pada tahun 1995 serta menjadi runner-up di Piala UEFA 1995. Dia memainkan peranan penting di lapangan bersama dengan rekannya yang lain, Bixente Lizarazu dan Christophe Dugarry, yang kelak menjadi tulang punggung tim nasional Perancis 1998. Pada tahun 1995, pelatih Blackburn Rovers, Kenny Dalglish, pernah menyatakan tertarik memboyong Zidane dan Dugarry, di mana sang pemilik tim, Jack Walker, menolak usaha transfer tersebut. Saat itu Walker mengatakan bahwa timnya tidak membutuhkan Zidane, karena mereka telah memiliki seorang pemain hebat seperti Tim Sherwood. Sebuah kata – kata yang berujung pada penyesalan di kemudian hari, di mana Zidane sukses menjelma menjadi pemain yang besar dengan predikat terbaik di Dunia.
Setelah menjalani beberapa musim bersama dua klub asal negaranya, Cannes dan Bordeaux, Zidane mulai berpikir untuk melanjutkan karir dan menimba ilmu di liga yang lebih kompetitif. Seri-A Italia merupakan tujuan Zidane selanjutnya, di mana kompetisi tertinggi Italia tersebut masih di anggap merupakan kiblat sepak bola dunia pada masa itu, sebelum terjadi krisis moneter yang mengahantam negeri tersebut. Ia pun sudah bercita – cita mengenakan seragam hitam putih milik Juventus, yang merupakan klub idolanya pada masa remaja, Michel Platini.
Pada tahun 1996, Zidane pindah ke Juventus, yang saat itu berstatus juara Liga Champions, dengan biaya transfer sebesar £ 3,2 juta. Zidane memenangkan scudetto Serie A 1996-97 dan Piala Intercontinental tahun 1996. Musim berikutnya, Zidane mencetak 7 gol dalam 32 pertandingan di Seri-A, dan membantu Juventus mepertahankan gelar Seri-A 1997-98. Di kancah Eropa, Juventus tampil di final Liga Champions selama tiga musim berturut-turut, namun Zidane tidak sekalipun berhasil meraih gelar juara di dua edisi penampilannya. Juventus kalah 1-0 atas Real Madrid, yang kemudian hari menjadi klub persinggahannya yang terakhir.
Pada tahun 2001, Zidane bergabung dengan Real Madrid dengan rekor transfer dunia lebih dari 150 miliar lira Italia (sekitar € 75 juta) dan menandatangani kontrak berdurasi selama empat tahun. Kala itu Zidane bergabung bersama tim super el Real yang di juluki Galacticos, atau Tim dari Galaksi Lain, di mana ia bermain bersama pesepakbola papan atas dunia seperti Raul Gonzales, Roberto Carlos, David Beckham, hingga Luis Ronaldo. Dia mencetak gol kemenangan 2-1 Madrid atas Bayer Leverkusen dan membawa klub raksasa Spanyol tersebut meraih gelar Liga Champions Eropa di tahun 2002. Musim berikutnya, Zidane membantu Real Madrid untuk memenangkan La Liga 2002/03 dan di nobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia untuk ketiga kalinya.
Perancis ‘98 adalah turnamen Piala Dunia pertamanya timnas Perancis. Tim Prancis memenangi seluruh tiga pertandingan mereka di babak penyisihan grup. Namun Zidane sempat di usir dari lapangan pada pertandingan kedua melawan Arab Saudi, dan menjadi pemain Perancis pertama yang menerima kartu merah dalam putaran final Piala Dunia tersebut. Sekembalinya Zidane, Perancis berhasil mengalahkan Italia 4-3 melalui drama adu penalti setelah bermain imbang tanpa gol pada babak perempat final. Perancis kemudian sukses menyingkirkan Kroasia 2-1 di semi final.
Zidane memainkan peran utama dalam tim, bertemu juara bertahan dan favorit Brasil di puncak turnamen yang di adakan Stade de Prancis tersebut. Perancis berhasil mendominasi permainan atas Brazil sejak kick-off, dan Zidane berhasil mencetak sepasang gol lewat tandukan kepalanya. Akhirnya Perancis menasbihkan diri sebagai Juara Piala Dunia FIFA 1998 lewat tambahan gol dari Emmanuel Petit dan menutup kemenangan dengan skor meyakinkan, 3-0 atas tim Samba. Dua tahun kemudian Prancis memenangkan Piala Eropa 2000, menjadi tim pertama yang berhasil mengawinkan dua gelar bergengsi antar bangsa tersebut, Piala Dunia dan Piala Eropa, sejak di lakukan terakhir kali oleh Jerman Barat pada tahun 1974. Setelah sempat menyatakan mengundurkan diri dari timnas les blues, Zizou, demikian panggilan akrabnya, kembali membela tim nasional pada tahun 2005 dan menjadi kapten Perancis di Piala Dunia 2006, di mana ia berhasil menyabet penghargaan Bola Emas sebagai pemain terbaik pada turnamen tersebut.
Sebelum final Piala Dunia FIFA 2006 di Berlin, Zidane sudah di anugerahi Golden Ball sebagai pemain terbaik dari kompetisi tersebut. Kemudian ia juga mengumumkan memutuskan untuk pensiun setelah berakhirnya kontrak bersama Real Madrid di akhir musim 2005/06. Dunia sudah mengetahui ini merupakan final Piala Dunia yang akan menjadi pertandingan terakhir dalam karirnya. Namun ada kejadian yang tidak mengenakan tatkala timnya berjumpa Italia di final Piala Dunia tersebut. Zidane di usir dari lapangan akibat menanduk bek Azzuri, Marco Materazzi. Di sinyalir, Matrix, demikian julukan yang di sematkan pada Materazzi, sengaja memancing emosi sang maestro dengan mengatakan hal yang tidak senonoh berkaitan dengan saudara perempuan Zidane.
Tujuh menit memasuki pertandingan, Zidane berhasil menempatkan Perancis unggul atas lawannya, Italia, lewat tendangan penalti dan menjadi pemain keempat dalam sejarah Piala Dunia yang berhasil mencetak gol di dua final berbeda, bersama dengan Pelé, Paul Breitner, dan Vavá. Zidane nyaris mencetak gol kedua pada periode pertama perpanjangan waktu namun sundulannya di selamatkan oleh kiper Italia, Gianluigi Buffon. Zidane kemudian di usir oleh wasit dari lapangan pertandingan pada menit 110, setelah menanduk Marco Materazzi yang di sinyalir sengaja menghina saudara perempuannya. Hal itu membuat Zidane terpaksa tidak ikut berpartisipasi dalam babak adu penalti yang akhirnya di menangkan Italia 5-3 di mana David Trezeguet gagal menunaikan tugasnya sebagai ekseskutor. Baik Fabien Barthez maupun Gianluigi Buffon masing – masing membuat satu penyelamatan dalam adu penalti tersebut. Pada tahun 2010, Zidane mengatakan bahwa ia lebih baik mati daripada meminta maaf kepada Materazzi atas insiden penandukan tersebut. Setelah kartu merah di final, Zidane resmi gantung sepatu dari dunia sepak bola profesional, dan menegaskan bahwa ia tidak akan mencabut kembali keputusannya. Dia di hukum oleh FIFA untuk menjalani larangan tiga pertandingan atas kartu merah yang di terimanya. Tetapi karena dia telah pensiun dari sepak bola profesional, maka Zidane setuju untuk menebusnya dengan melayani masyarakat dan anak – anak selama tiga hari, sebagai bagian dari proyek kemanusiaan FIFA.
Sejak memutuskan pensiun, Zidane masih sering tampil bermain bersama tim veteran Real Madrid. Ia juga tampil di beberapa pertandingan futsal. Dalam sebuah wawancara pada bulan Juni 2008, Zidane menyatakan bahwa ia ingin kembali ke sepak bola, tetapi dia tidak punya rencana segera untuk melakukannya. Pada tanggal 1 Juni 2009, Zidane resmi menjadi Penasihat Presiden Florentino Perez yang sebelumnya di angkat sebagai Presiden Real Madrid untuk kedua kalinya. Ia bersama dengan Direktur Teknisi Jorge Valdano, dan Direktur Olah Raga Real Madrid, Miguel Pardeza, merupakan para pembuat rencana dan keputusan utama pada bidang olahraga klub. Setelah penampilan buruk Perancis di Piala Dunia 2010, Zidane mengatakan bahwa dia tidak berencana untuk menjadi pelatih dalam waktu dekat. Pada bulan September 2010, komite Piala Dunia Qatar mengumumkan bahwa Zidane telah di tunjuk sebagai duta dalam upaya Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Setelah itu, FIFA mengumumkan bahwa Qatar telah memenangkan suara menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, dan Zidane menyatakan bahwa ia sangat senang dengan hasilnya.
Pada bulan November 2010, Zidane di tunjuk menjadi penasihat khusus untuk tim utama Real Madrid dalam menanggapi keinginan yang di buat oleh Pelatih Real Madrid, Jose Mourinho untuk bekerja sama dengan mantan gelandang Real Madrid tersebut demi kepentingan dan kemajuan tim sepak bola Real Madrid. Dalam peran barunya, Zidane di harapkan mampu berpartisipasi dalam berbagai acara yang berkaitan langsung dengan Liga Champions Eropa. Ia juga akan turut serta dalam perjalanan tim Real saat menjalani pertandingan pra musim, melakukan pertemuan sebelum pertandingan, termasuk dalam sesi pelatihan dan pertemuan dengan pelatih kepala. Pada Juli 2011 ia mengumumkan bahwa ia akan menjadi direktur olahraga baru Real Madrid.
Zidane memiliki kontrak dengan banyak perusahaan, termasuk Adidas, Lego, France Telecom, Orange, Audi, Volvic dan Christian Dior. Kesepakatan dengan sponsor membuatnya mendapatkan penghasilan € 8,6 juta, jauh di atas gajinya yang hanya sebesar € 61 juta bersama Real Madrid hingga akhir musim, membuatnya menjadi pesepakbola dengan bayaran tertinggi keenam di dunia. Pada bulan Mei 2010 ia muncul di sebuah iklan untuk Louis Vuitton, bersama legenda Pelé dan Diego Maradona
Pada bulan November 2010, Zidane di tunjuk menjadi penasihat khusus untuk tim utama Real Madrid dalam menanggapi keinginan yang di buat oleh Pelatih Real Madrid, Jose Mourinho untuk bekerja sama dengan mantan gelandang Real Madrid tersebut demi kepentingan dan kemajuan tim sepak bola Real Madrid. Dalam peran barunya, Zidane di harapkan mampu berpartisipasi dalam berbagai acara yang berkaitan langsung dengan Liga Champions Eropa. Ia juga akan turut serta dalam perjalanan tim Real saat menjalani pertandingan pra musim, melakukan pertemuan sebelum pertandingan, termasuk dalam sesi pelatihan dan pertemuan dengan pelatih kepala. Pada Juli 2011 ia mengumumkan bahwa ia akan menjadi direktur olahraga baru Real Madrid.
Zidane memiliki kontrak dengan banyak perusahaan, termasuk Adidas, Lego, France Telecom, Orange, Audi, Volvic dan Christian Dior. Kesepakatan dengan sponsor membuatnya mendapatkan penghasilan € 8,6 juta, jauh di atas gajinya yang hanya sebesar € 61 juta bersama Real Madrid hingga akhir musim, membuatnya menjadi pesepakbola dengan bayaran tertinggi keenam di dunia. Pada bulan Mei 2010 ia muncul di sebuah iklan untuk Louis Vuitton, bersama legenda Pelé dan Diego Maradona
0 Response to "MAESTRO SEPAKBOLA PERANCIS DAN DUNIA"
Post a Comment