Kue Tradisional Kal-Sel : Wadai Bingka


Sebagai negara dengan jumlah pulau dan suku yang lebih dari ratusan tentunya Indonesia memiliki budaya lokal yang berbeda-beda disetiap sudutnya. Dan dengan  keanekaragaman itu juga tercermin dalam kulinernya, hampir tiap daerah memiliki kuliner tersendiri salah satunya adalah makanan / jajanan khas. Seperti Padang dengan Empek-Empeknya, Bandung dengan Batagornya dan ribuan kue-kue lainnya

Banjarmasin sendiri memiliki salah satu kue khas yaitu Bingka. Bingka adalah sejenis kue basah yang berbahan dasar tepung, gula pasir, kentang dan santan yang berbentuk kerucut. Bingka dapat dengan mudah ditemukan dan dijual pada saat bulan Ramadhan, biasanya di pasar-pasar kue  atau yang sering masyarakat Banjar sebut "Pasar Wadai". Jadi, selain bulan Ramadhan akan agak sulit menemukan kue bingka kecuali di tempat-tempat tertentu seperti perkampungan di pinggiran kota dan biasakan di jajakan oleh “Acil-acil” penjaja kue.



Dahulu kue Bingka hanya  memiliki satu rasa tetap yaitu Kentang, namun seiring dengan perkembangan zaman kue bingka mulai berevolusi dengan hadirnya rasa-rasa baru seperti Tape atau masyarakat banjar biasa menyebut "Tapai", Nangka, Kurma dan lainnya.

Sayangnya, dikarenakan kebanyakannya Bingka di buat tanpa bahan pengawet, hanya dalam beberapa hari saja kue ini menjadi kadarluarsa sehingga bagi para wisatawan tidak akan bisa menjadikannya sebagai oleh-oleh.



Kue ini sering di santap untuk sajian bulan puasa dan  biasanya bingka dijadikan sebagai makanan pembuka ditemani dengan kurma karena rasanya yang manis. Jika Bulan Ramadhan, di depan Mesjid Sabilal Muhtadin banyak pedagang yang menyediakan kue ini, jika anda sempat berkunjung ke kota Banjarmasin, sangat di sarankan untuk menikmati kue bingka pada waktu berbuka sambil bersantai disiring dengan pemandangan Sungai Martapaura Banjarmasin.

0 Response to " Kue Tradisional Kal-Sel : Wadai Bingka"

Post a Comment