Tips Merawat Benda Pusaka dalam Bentuk Keris


Selain batu permata yang digunakan sebagai benda pusaka oleh masyarakat, keris juga memiliki peranan yang sama. Dalam budaya Jawa tradisional, seorang pria akan dianggap paripurna jika dia memiliki lima unsur simbolik yaitu curiga yang artinya keris merupakan symbol kedewasaan, keperkasaan dan kejantanan sehingga mereka diharuskan mampu melindungi diri, keluarga dan membela negara. Unsur kedua yaitu turangga yang artinya kuda atau kendaraan, ketiga adalah wisma yang artinya rumah, keempat adalah wanita yang artinya isteri dan keenam adalah kukila yang artinya adalah burung. Sebagai seorang pria Jawa Tradisional, ia harus mampu mengolah, menangkap dan menikmati keindahan serta berolah seni. Unsur-unsur tersebut adalah salah satu keunggulan keris jika dibandingkan dengan batu permata.

Sekarang ini keris yang ada di Indonesia lebih sering digunakan untuk menghiasi pakaian untuk perayaan tradisional seperti pernikahan, perayaan upacara di kerajaan dan perayaan agama lainnya. Selain itu, orang-orang pada zaman dahulu menggolongkan keris menjadi dua yaitu keris hidup dan keris mati. Keris hidup atau yang berisi tayuhan memiliki daya dan memancarkan aura tersendiri bagi yang melihat atau yang memeliharanya. Keris dikatakan hidup jika tampak wingit, galak, demes atau memiliki pembawaan tersendiri sedangkan keris yang mati tampak biasa, tidak ada rasa atau perasaan wingit pada orang yang melihat atau memilikinya. Keris pada zaman dulu cenderung hidup atau disebut keris Tayuhan atau keris pusaka karena bahan yang dipakai untuk pembuatan keris tersebut bertuah. Besi yang digunakan juga bertuah sehingga isi dari keris tersebut tidak akan hilang selama perwujudannya masih ada. Secara logika, selama unsur besi, baja dan pamor keris masih melekat maka kekuatannya tidak akan hilang. Empulah yang mengetahui kekuatan atau daya yang terkandung dalam bahan-bahan keris tersebut.

Seperti halnya tips merawat benda pusaka, dalam memilih keris juga terdapat beberapa tips yang dapat dijadikan pertimbangan. Pertama, keris harus memiliki sifat tangguh yang ditemukan dari meneliti bahan, garapan dan motif pamor yang terdapat pada keris. Kedua, keris harus memiliki sifat wutuh yang artinya memiliki suatu kesan dari sebuah keris yang masih lengkap bagian-bagiannya, tidak ada bagian yang patah atau keropos. Jika salah satu unsur tersebut ada pada keris, maka nilainya akan berkurang. Ketiga, sepuh atau tua maksudnya adanya batas antara besi dan baja pada tiap bilah keris yang ditunjukkan pada warna kebiruan atau hijau metalik pada tepi keris. Tips tersebut perlu diperhatikan dalam memilih keris sebagaimana tips merawat benda pusaka agar tetap awet.


Beli Benda Pusaka Klik disini

0 Response to "Tips Merawat Benda Pusaka dalam Bentuk Keris"

Post a Comment